Fakultas Ilmu Pendidikan

Kampus Hijau Yang Memiliki Semangat NEVER ENDING TO GROW.

Dr. Sujarwo, M.Pd

Kepala Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas ILmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Lutfi Wibawa, M.Pd

Sekretaris Jurusan Pendidikan Luar Sekolah.

Prof. Dr. Sodiq Azis Kuntoro, M.Ed

Salah Satu Guru Besar Dari PLS Yang Mengajarkan Long Life Education.

Sambutan Dalam acara Dasar Aktualisasi Mahasiswa

Acara Dasar Aktualisasi Mahasiswa (DAM) di Ruang Abdullah Sigit .

Rabu, 29 Mei 2013

Pendidikan Luar Sekolah

Pendidikan luar sekolah sudah hadir di Indonesia sejak lama bahkan sebelum masa kemerdekaan, hanya saja pengakuan yuridis baru didapatkan pada tahun 1989 yaitu setelah adanya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di dalam undang-undang ini terkandung memberi pelayananpendidikan sepanjang hayat bagi seluruh warga masyarakat tanpa membedakan usia, kelamin, suku, agama, budaya dan lingkungan. Pendidikan luar sekolah ini di dalam Peraturan Pemerintah No. 73/1991 bertujuan untuk melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu pendididkannya, memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah. Agar tujuan tersebut dapat tercapai dibutuhkan program-program pendidikan luar sekolah yang dapat menunjang hal tersebut. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang program pendidikan luar sekolah akan dibahas dalam makalah ini. B. Pengertian Program Pendidikan Luar Sekolah Program adalah kumpulan intruksi atau perintah yang dirangkaikan sehingga membentuk suatu proses. (http://imelda Indonesia.tripod.com//) Menurut Soelaiman Yusuf dan Slamet Santos (1981:1) pendidikan luar sekolah merupakan sistem baru dalam dunia pendidikan yang bentuk dan pelaksanaannya berbeda dengan sistem sekolah yang ada. Menurut Phillip H. Combs mengungkapkan bahwa pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan diluar sistem formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar.(http://www.anakciremai.com/2008/04/makalah-ilmu-pendidikan-pendidikan-luar.html) C. Jenis Program Dalam pelaksanaannya program pendidikan luar sekolah yang terdapat di masyarakat menurut Umbirtu Sihombing (1999: 20) dapat di kelompokkan menjadi dua jenis yaitu: 1. Program Pokok Program pokok ini merupakan program pendidikan luar sekolah yang diadakan oleh pemerintah terdiri dari program pemberantasan buta aksara dan pendidikan dasar, masing-masing program ini terdiri dari pengembangan anak usia dini, kejar paket A setara SD, kejar paket B setara SMP, kejar paket C setara SMA. Program pendidikan berkelanjutan, terdiri dari program: kejar usaha, kursus, pembinaan kursus, dan pendidikan kewanitaan. 2. Program Penunjang Program penunjang ini merupakan program melalui kegiatan rintisan-rintisan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku serta berdasarkan kebutuhan masyarakat, yaitu program pemberdayaan ekonomi pedesaan, program kursus masuk desa, penyediaan dan pengembangan sarana belajar pokok dan pelengkap, antara lain melalui latihan ketenagaan, bantuan teknis,serta monitoring dan evaluasi. D. Sasaran Program Sasaran program pendidikan masyarakat seharusnya meliputi seluruh warga masyarakat yang membutuhkan pendidikan karena warga tersebut tidak dapat/sempat mengikuti pendidikan di jalur sekolah sepenuhnya, usia warga masyarakat yang harus dibelajarkan tidak terbatas, namun secara prioritas diutamakan mereka yang berusia 10-44 tahun. Jika diklasifikasikan sasaran pendidikan masyarakat menjadi warga masyarakat yang buta huruf,putus sekolah antar jenjang,lulus sekolah tidak melanjutkan, pencari kerja yang menuntut ketrampilan tertentu dan mereka yang sudah bekerja tetapi ingin meningkatkan jenjang karir dan perlu memenuhi persyaratan ketrampilan. E. Pengembangan program pendidikan luar sekolah Program yang dikembangkan dalam pendidikan nonformal sebaiknya dibangun atas dasar kesepakatan dan kebutuhan dari warga belajar. Menurut Mustafa Kamil(2009:59) beberapa catatan utama yang harus diperhatikan dalam pengembangan program pendidikan nonformal berkaitan dengan keberhasilan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: 1. Warga belajar Warga belajar adalah anggota masyarakat yang ikut dalam satu kegiatan pembelajaran. Tidak digunakan istilah peserta didik murid, siswa, karena istilah ini memiliki konotasi bahwa anggota masyarakat tersebut sebatas penerima tidak menjadi pemilik dan penentu, kurang kelihatan aspek keterlibatan, sedangkan dalam kegiatan PLS, warga belajar turut aktif menentukan apa yang diinginkannya untuk dipelajari. Istilah warga menunjukkan bahwa anggota masyarakat tersebut adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran. Ketika kurikulum pendidikan non formal akan dikembangkan perhatian pertama yang perlu dijadikan acuan adalah kondisi warga belajar, alasannya adalah, karena warga belajar memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dengan peserta didik lainnya. menurut Mustafa Kamal(2009:60-63) Ada beberapa factor yang dijadikan patokan seperti usia, pengalaman, kompetensi, dan motivasi berprestasi. a. Usia Usia warga belajar non formal sangatlah bervariasi, hal ini tergantung pada program yang akan dikembangkan. Misalnya program pendidikan kesetaraan di Indonesia. Pendidikan kesetaraan banyak diikuti oleh peserta didik yang berada pada usia sekolah. b. Pengalaman Sering kali kita mengingat tentang teori pendidikan orang dewasa (andragogok), bahwa sasaran pendidikan non-formal adalah orang-orang yang sudah memiliki pengalaman (karena mereka sudah dewasa). Oleh karena itu variasi pengalaman yang dimiliki warga belajar sebagai sasaran pendidikan non formal adalah kekuatan tersendiri yang dapat dijadikan sumber dalam proses pembelajaran. Seperti penciptaan titor sebaya. c. Kompetensi Seperti yang diungkapkan oleh Ella Yulaelawati dalam Mustafa Kamal(2009:62), focus kurikulum yang bermuatan kompetensi adalah: pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang harus dimiliki dan akan dikembabangkan oleh warga belajar sebagai hasil belajarnya disertai dengan keseluruhan sistem standar mutunya. Dengan mengembangkan kompetensi dalam kurikulum diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: • Memberi kesempatan kepada warga belajar untuk mampu belajar sendiri • Membolehkan warga belajar menggunakan pengetahuan, alat dan bahan lain sebagai sumber belajar. • Membolehkan warga belajar membuat refleksi dan menilai tahap pembelajarannya sendiri • Membolehkan warga belajar menerapkan pengetahuan, ketrampilan dan kemahiran ke matapelajaran lain, situasi baru dan pergaulan d. Motivasi berprestasi Ada factor yang perlu menjadi perhatian pengembang pendidikan nonformal dari sisi warga belajar. Factor tersebut adalah motivasi. Motivasi warga belajar adalah sisi psikologis yang menjadi pemicu terjadinya aktivitas partisipasi pembelajaran dalam kegiatan belajar non formal. Tanpa motivasi secanggih apapun model pembelajaran serta alat atau media pembelajaran yang digunakan tutor, proses pembelajaran tidak akan berlangsung hangat, partisipatif, dan mungkin hasil pembelajaran tidak sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. 2. Sumber belajar Sumber belajar adalah warga masyarakat yang memiliki kelebihan baik di bidang pengetahuan,keterampilan, sikap dan mampu serta mau mengalihkan apa yang dimilikinya pada warga belajar melalui proses pembelajaran. Sumber belajar adalah orang yang merasa bertanggungjawab untuk meningkatkan kemampuan manusia yang ada di lingkungannya. Mereka adalah manusia yang tidak masa bodoh dengan kebodohan. Sumber belajar bukan hanya mereka yang memiliki ijazah pada tingkat pendidikan sekolah tertentu, mereka yang tidak sekolah sekalipun, tetapi memiliki keunggulan dan mau membagi keunggulan tersebut pada orang lain dapat menjadi sumber belajar. Sumber belajar disebut juga dengan panggilan tutor, fasilitator. Seorang fasilitator harus memiliki kemampuan dalam mengelola program pendidikan nonformal, menyiapkan dan menterjemahkan kurikulum dan materi kurikulum, mengelola lingkungan sebagai sumber dan tempat belajar. F. Menumbuhkan kemandirian warga belajar Kemandirian dalam pendidikan nonformal seringkali berkaitan dengan beberapa hal seperti inisistif untuk belajar, menganalisis kebutuhan belajar sendiri, mencari sumber belajar sendiri, memilih dan melaksanakan strategi belajar dan melakukan evaluasi sendiri. Menurut Mustafa kamil (2009:68-77) ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemandirian, antara lain: a. Kegiatan pembelajaran berpusat pada warga belajar Program pendidikan nonformal dalam konsep pengembangan program pembelajarannya seringkali dilakukan dan disusun bersama-sama antara sumber belajar dan warga belajar. Ini berlaku sampai tahap evaluasi, disamping itu pula dalam konsep pembelajaran pendidikan nonformal warga belajar diberikan kewenangan untuk menyusun dan melaksanakan program pembelajaran serta melakukan eveluasi pada program tersebut secara mandiri. b. Kesesuaian isi program denga sifat-sifat individualitas Dalam kerangka yang utuh, sebuah program pendidikan nonformal, isi dan jenis program yang dikembangkan, harus selalu memperhatikan perkembangan pribadi warga belajar. c. Factor keturunan dan kesesuaian dengan isi program Joe M. Charon dalam Mustafa kamil (2009:74), menyatakan bahwa factor keturunan adalah berupa bakat atau pembawaan yang ada dalam diri warga belajar. Factor tersebut turut mempengaruhi warga belajar dalam mengikuti suatu program pendidikan nonformal. d. Kesesuaian isi program dengan factor lingkungan Djuju sudjana dalam Mustafa kamil (2009:75) memberikan alasan yang jelas bagaimana keterkaitan antara komponen lingkungan social secara fungsional berkaitan dengan komponen-komponen lainnya dalam kerangka system pendidikan nonformal. e. Kesesuaian program dengan irama pembangunan Isi program pendidikan nonformal hendaklah memperhatikan kondisi yang terjadi dalam setiap fasekehidupan manusia. Hal tersebut perlu perlu juga diperhatikan pada setiap sumber belajar (fasilitator, tutor dan pelatih). Oleh karena itu, model program yang dikembangkan tanpa merujuk pada kondisi terebut terutama pada pola kepribadian yang sebenarnya ada dalam diri warga belajar, akan sulit mencapai keberhasilan. f. Kesesuaian makna dengan program pendidikan nonformal Alfin Tofler dalam Mustafa kamal(2009:77) dalam bukunya kejutan masa depan, menyatakan materi pembeajaran akan bermakana apabila bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan masa depan, sehingga orang yang belajar terangsang untuk berfikir dan mampu mengantisipasi peristiwa-peristiwa di masa yang akan datang. G. Perbedaan program pendidikan sekolah dan luar sekolah Pendidikan sekolah Pendidikan luar sekolah 1. Kurikulum disusun di pusat (sentralisasi) Kurikulum disusun berdasarkan kebutuhan pasar 2. Lebih menekankan kemampuan teoritis akademis Kurikulum lebih menekankan kemampuan praktis 3. Kurikulum lebih bersifat baku Memungkinkan perubahan kurikulum (lebih fleksibel) 4. Perjenjangan bersifat baku Program belajar boleh tidak berjenjang 5. Persyaratan keikutsertaan program bersifat baku dan berlaku menyeluruh Persyaratan keikutsertaan program belajar relative terbuka 6. Program dikembangkan untuk menyiapkan peserta agar melanjutkan ke jenjang yang lebi tinggi Program dikembangkan untuk mengatasi masalah real yang dirasakan mendesak atau jangka pendek 7. Program disusun sepenuhnya oleh pemerintah, masyarakat bersifat pasif Penyusunan program melibatkan masyarakat secara partisipatif 8. Pembelajaran dilakukan secara klasikal Proses pembelajaran secara kelompok dan mandiri 9. Waktu belajar sudah pasti Pelaksanaan atau waktu belajar fleksibel 10 Penyelesaian program lama Penyelesaian program relative singkat 11 Penekanan pada penguasaan pengetahuan akademis Memberdayakan potensi sumber setempat 12 System evauasi baku System evaluasi tidak baku H. Implementasi Program Dalam program pendidikan luar sekolah terdapat beberapa hal yang harus dilakukan sebelum menetapkan atau melaksanakan sebuah program, yaitu: 1) Rencana kegiatan Sebelum membuat suatu program terlebih dahulu kita harus membuat rencana kegiatan mengenai segala sesuatu yang akan diperbuat dilapangan. 2) Job discussion (SDM) Sumber daya manusia disini yang berupa fisik dan non fisik yang berupa ide. Hal ini berkaitan dengan meletakkan orang-orang yang berkompeten dalam pelaksanaan program tersebut. 3) Efekifias Dalam membuat suatu program juga harus diperhatikan waktu yang akan digunakan selama program tersebut berlangsung. 4)Dukungan Dukungan juga merupakan salah satu yang penting sebelum melaksanakan sebuah program. Dukungan disini berupa dana dan kerja sama (sponsor). Kerja sama dalam pelaksanaan program harus perlu dukungan dari pihak swasta (masyarakat) dan pemerintah (birokrasi dan instansi). 5) Sistem Dalam pelaksanaan program terdapat dua sistem yang dapat digunakan yaitu sistem terbuka (proaktif) dan tertutup (pasif) 6) Penilaian Komprehensif Selain itu, dalam melaksanakan sebuah program juga diperlukan penilaian mengenai kelayakan program tersebut. I. Strategi Program Ketika akan melaksanakan sebuah program terdapat beberapa stategi program yang juga harus diperhatikan, yaitu: 1) Partisipasi Partisipasi adalah keikutsertaan seseorang dalam merumuskan sebuah program, dan mendesain program sampai pelaksanaan program tersebut. 2) Demografis Demografis adalah suatu strategi bagaimana memahami orangnya berdasarkan tempat tinggalnya. 3) Desain (pola) Strategi ini menerangkan bagaimana merancang suatu program yang akan dilaksanakan.

Konsep Modernisasi

A. Konsep Modernisasi Menurut Koentjaraningrat, modernisasi adalah usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan konstelasi dunia sekarang. Untuk orang Indonesia, hal ini berarti mengubah berbagai sifat dalam mentalitas yang tidak cocok dengan kehidupan sekarang. Atau dapat didefinisikan dalam makna yang lain, yaitu sebagai proses pergeseran sikap dan mentalitas warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan zaman. Menurut Max Webber konsep modernisasi sebagai gejala perubahan dari cara berpikir tradisional menjadi rasional. Dalam kehidupan masyarakat tradisional kebenaran adalah sesuatu yang terus-menerus, sedangkan dalam kehidupan masyarakat modern, kebenaran adalah sutau yang dirumuskan berdasarkan kalkulasi efisiensi, karena itu bersifat rasional. Menurut Piotr Sztompka, konsep modernisasi dalam arti khusus yangdisepakati teoritisi modernisasi di tahun 1950-an dan tahun 1960-an,didefinisikan dalam tiga cara, yaitu: historis, relatif, dan analisis. a. Historis Menurut definisi historis, modernisasi sama dengan westernisasi atau amerikanisasi. Dalam hal ini, modernisasi dilihat sebagai gerakan menujuciri-ciri masyarakat yang dijadikan model. Seperti pendapat tiga tokoh terkemuka, yakni sebagai berikut. 1) EisenstadtSecara historis, modernisasi merupakan proses perubahan menujutipe sistem sosial, ekonomi, dan politik yang telah maju di Eropa Baratdan Amerika Utara dari abad ke-17 hingga 19 dan kemudian menyebarke negara Eropa lain dan dari abad ke-19 dan 20 ke negara AmerikaSelatan, Asia, dan Afrika. 2) Wilbert MooreMoore mengemukakan bahwa, modernisasi adalah transformasitotal masyarakat tradisional atau pra-modern ke tipe masyarakatteknologi dan organisasi sosial yang menyerupai kemajuan dunia Baratyang ekonominya makmur dan situasi politiknya stabil. 3) Chodak Senada dengan Eisenstdadt dan Moore, Chodak menyatakanbahwa modernisasi merupakan contoh khusus dan penting dari kemajuan masyarakat. b. Relatif Dalam pengertian dan terminologi relatif, modernisasi berarti upaya yang bertujuan untuk menyamai standar yang dianggap modern baik oleh rakyat banyak maupun oleh elit penguasa. Tetapi, standar ini berbeda-beda, tergantung pada “sumber” atau “pusat rujukan” tempat asal prestasi yang dianggap modern. c. Menurut Tiryakian, pusat modernitas bergeser mulaidari bibitnya, yaitu masyarakat Yunani dan Israel melalui Romawi, EropaUtara, dan Barat Laut di abad pertengahan, kawasan pengaruh AmerikaSerikat, dan kini bergeser ke Timur Jauh, pinggiran Pasifik atau di masa B. Syarat-syarat Modernisasi Modernisasi tidak sama dengan reformasi yang menekankan pada faktor-faktor rehabilitasi. Modernisasi bersifat preventif dan kontraktif agar proses tersebut tidak mengarah pada angan-angan. Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, di antaranya adalah sebagai berikut. 1) Cara berpikir ilmiah terpola dan terlembaga dalam pemerintah maupun masyarakat. 2) Sistem administrasi negara yang baik. 3) Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur, serta terpusat pada suatu lembaga tertentu. 4) Penciptaan iklim yang baik dan teratur sesuai dengan kehendak masyarakat terhadap modernisasi dengan penggunaan alat-alat komunikasi massa. 5) Tingkat organisasi yang tinggi. 6) Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan social planning. C. Ciri-Ciri Modernisasi Modernisasi yang bermaksud untuk mengadakan perubahan- perubahan yang diarahkan kepada suatu bentuk yang modern telah menciptakan manusia-manusia modern. Beberapa ciri-ciri manusia yang modern adalah sebagai berikut. 1) Perubahan pola pikir masyarakat menjadi cara ilmiah. 2) Perubahan sistem pemerintahan suatu Negara dan masyarakat. 3) Mempunyai kepekaan terhadap masalah yang terjadi di sekitarnya, dan mempunyai kesadaran bahwa masalahmasalah tersebut berkaitan dengan dirinya. 4) Senantiasa mempunyai informasi yang lengkap mengenai dirinya. 5) Lebih banyak berorientasi ke masa kini dan masa mendatang. 6) Senantiasa menyadari potensi-potensi yang ada pada dirinya dan yakin bahwa potensi tersebut akan dapat dikembangkan. 7) Peka terhadap perencanaan. 8) Tidak menyerah atau tidak pasrah terhadap nasib yang sudah digariskan. 9) Percaya pada kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam peningkatan kesejahteraan umat manusia. 10) Menyadari dan menghormati hak-hak, kewajiban, serta kehormatan pihak lain. D. Dampak-dampak Modernisasi. a. Dampak Positif Modernisasi. 1) Perubahan tata nilai dan sikap. 2) Berkembangnya ilmu penegetahuan dan teknologi. 3) Tinkat kehidupan yang lebih baik. b. Dampak Negatif Modernisasi. 1) Pola hidup konsumtif. 2) Sikap individualistic. 3) Gaya hidup kebarat-baratan. 4) Kesenjangan sosial.

PSDM Melalui bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara besar, Negara yang kaya akan Sumber Daya Alamnya, Negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar pula. Tetapi dengan banyaknya jumlah penduduk, banyak masyarakat yang tidak bisa mengolah kekayaan Sumber Daya Alam sendiri, masyarakat masih bergantung pada Negara Asing yang lebih canggih untuk mengolah Sumber Daya Alam yang ada di Indonesia. Sumber Daya Alam yang di olah oleh Negara Asing, hasilnyapun kebanyakan di ambil oleh Negara Asing, Indonesia hanya dapat sekian persen dari hasil Sumber Daya Alam yang di olah oleh Negara asing, Negara kita seperti di bodohi oleh Negara Asing. Negara kita yang memiliki kekayaan Sumber Daya Alam, tetapi Negara kita tidak bisa menikmati, justru Negara Asing yang menikmati, hanya gara-gara Negara kita tidak bisa mengolahnya. Sehingga pikiran masyarakat perlu dikembangkan, agar masyarakat Indonesia bisa mengolah Sumber Daya Alam sendiri tanpa bergantung pada Negara Asing dan masyarakat bisa menikmati kekayaan Sumber Daya Alam yang miliki. Jadi Sumber Daya Manusia di Indonesia perlu di kembangkan, agar masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang mandiri, masyarakat yang tidak bergantung pada orang lain. Dengan masyarakat Indonesia yang mandiri angka kemiskinan, pengangguran, dan kriminalitas sedikit berkurang, karena masyarakat Indonesia membuka lapangan pkerjaan sendiri tanpa harus menunggu lowongan pekerjaan yang di buka oleh orang lain. Salah satu faktor kriminalitas terjadi adalah karena kemiskinan dan adanya tuntutan ekonomi. Setelah di kembangkannya Sumber Daya Manusia perekonomian Indonesia akan maju tidak adanya lagi kemiskinan, pengangguran dan kriminalitas. Sebenarnya masyarakat Indonesia mampu mewujudkan ekonomi nasional yang mandiri. B. Tujuan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : 1. Mengetahui pengertian pembangunan masyarakat. 2. Mengetahui tujuan dan sasaran pembangunan masyarakat. 3. Mengetahui permasalahan masyarakat dalam bidang ekonomi. 4. Mengetahui cara untuk mengatasi permasalahan masyarakat dalam bidang ekonomi. C. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian pembangunan masyarakat ? 2. Apa tujuan dan sasaran pembangunan masyarakat ? 3. Apa permasalahan masyarakat dalam bidang ekonomi ? 4. Bagaimana cara untuk mengatasi permasalahan masyarakat dalam bidang ekonomi ? BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pembangunan Masyarakat Pembangunan masyarakat pada hakekatnya adalah merupakan suatu proses perubahan menuju kehidupan yang lebih baik lagi bagi masyarakat, dengan mengkondisikan serta menaruh kepercayaan kepada masyarakat itu sendiri untuk membangun dirinya sesuai dengan kemampuan yang ada padanya. Dari pengertian tersebut, pembangunan masyarakat merupakan suatu proses, baik usaha masyarakat yang bersangkutan yang di ambil berdasarkan kemauan diri sendiri atau inisiatif sendiri maupun kegiatan pemerintah dalam rangka untuk memperbaiki ekonomi masyarakat. Seluruh lapisan masyarakat itu dalam kehidupan bangsa dan memampukan mereka untuk memberikan sepenuhnya demi kemajuan bangsa dan Negara berjalan terpadu didalam proses tersebut. Proses tersebut meliputi elemen dasar: pertama, partisipasi masyarakat itu sendiri dalam rangka usaha mereka untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat. Sedapat-dapatnya berdasarkan kekuatan dan prakarsa sendiri. Kedua, bantuan dan pelayanan teknik yang bermaksud membangkitkan prakarsa, tekad untuk menolong diri sendiri dan kesediaan untuk menolong orang lain, dari pemerintah. Dari pengertian pembangunan masyarakat di atas dapat di simpulkan bahwa pembangunan masyarakat sesungguhnya merupakan upaya terorganisir secara berkelompok yang memiliki kebutuhan yang sama, yaitu untuk memperbaiki kondisi masyarakat agar hidup lebih baik, khususnya bagi anggota keluarganya. Dalam pembangunan masayarakat, masyarakat itu sendiri di berdayakan, atau di latih sesuai dengan bakat masing-masing masyarakat, karena setiap masyarakat pasti memiliki bakat yang berbeda dari masyarakat yang satu dengan yang lainnya. B. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Masyarakat. Tujuan pembangunan masyarakat adalah untuk menciptakan kondisi-kondisi untuk tumbuhnya suatu masyarakat yang tumbuh dan berkembang secara berswadaya dalam hal ini, adalah masyarakat miskin sehingga masyarakat miskin dapat mengembangkan ekonomi yang kreatif. Sesuai denganVisi Departemen Perdagangan RI telah menyusun kerangka pengembangan ekonomi kreatif yaitu : “Bangsa Indonesia yang berkualitas hidup dan bercitra kreatif di mata dunia” Selanjutnya Sasaran Pembangunan Masyarakat dapat di jelaskan sebagai berikut : a. Peningkatan taraf hidup masyarakat, diusahakan sebagai usaha pemenuhan kebutuhan dan peningkatan swadaya masyarakat dan juga sebagai usaha menggerakan partisipasi masyarakat. b. Partisipasi masyarakat dapat meningkatkan dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat. c. Antara partisipasi masyarakat dengan kemampuannya berkembang secara mandiri, terhadap hubungan yang erat sekali, ibarat dua sisi mata uang tidak dapat dipisahkan tetapi dapat dibedakan. Masyarakat yang berkemampuan demikian biasa membangun ekonomi yang mandiri. d. Kemampuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri dapat ditumbuhkan melalui partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Peningkatan taraf hidup masyarakat miskin dapat di bangkitkan melalui partisipasi masyarakat dan menumbuhkan kemampuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri tidak berdiri sendiri melainkan diusahakan agar bisa berkarya, serta peran pemerintah dalam mendukung peningkatan taraf hidup masyarakat miskin dalam pengembangan kemampuanya untuk membuka sebuah usaha baru. Pemerintah sangat berperan sekali dalam peningkatan taraf hidup masyarakat masyarakat, salah satu caranya adalah dengan cara memberi pelatihan kerja kepada masyarakat agar masyarakat memiliki bekal, atau ilmu-ilmu untuk bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri. Sehingga masyarakat dapat mewujudkan roda perekonomian yang mandiri. Dalam mewujudkan tujuan diatas diperlukan strategi agar tujuan tersebut dapat terwujud atau terealisasi, strateginya adalah : 1. Pemberdayaan masyarakat. 2. Pengembangan kapasitas dan asset masyarakat miskin. 3. Pembangunan kelembagaan masyarakat. 4. Pengembangan partisipasi masyarakat. Kenapa pembangunan kelembagaan masyarakat masuk pada strategi untuk mewujudkan tujuan di atas, karena dengan lewat kelembagaan masyarakat, masyarakat miskin berlatih untuk mengorganisasikan diri dalam rangka meningkatkan kemampuan dan sumber daya masyarakat miskin serta pembelajaran dalam berpartisipasi. Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan melalui upaya-upaya membuka peluang / kesempatan partisipasi masyarakat dimaksudkan agar masyarakat miskin semakin mampu untuk mengekspresikan berbagai aspirasi dan kepentingan -kepentingan yang menyangkut kehidupan mereka. C. Permasalahan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi Masalah Ekonomi adalah salah satu Masalah Terbesar yang terjadi di pedesaan. Laju Ekonomi yang tergolong lambat karena lapangan kerja di sektor Formal yang sangat sulit. Banyak dari mereka yang hanya bekerja sebagai petani, nelayan ataupun sebagai peternak dan tidak sedikit pula dari mereka yang menganggur. Tentu ini juga menjadi masalah yang harus diperhatikan oleh pemerintah karena wilayah negara tersebut tidak hanya sebatas daerah Perkotaan, tetapi juga ada daerah Pedesaan yang justru membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah. Kebanyakan di pedesaan yang bekerja sebagai petani, nelayan, peternak dan yang lainya itu terkendala dengan adanya dana atau modal. Dengan dana atau modal yang minim, sehingga petani, nelayan, dan peternak usahanya itu sulit untuk berkembang bahkan lebih sulit untuk maju. Masalahnya modal adalah hal yang sangat penting untuk pengembangan suatu usaha, tanpa adanya modal usaha tersebut tidak bakal bisa berkembang. Masalah yang kedua yaitu banyaknya pengangguran, karena sulitnya untuk mendapatkan lapangan pekerjaan. Dengan banyaknya jumlah penganguran, sehingga muncul masalah baru yaitu kriminalitas. Kenapa kriminalitas muncul, karena pengangguran itu sudah bingung, sulit mencari lapangan pekerjaan, sehingga mereka yang pengangguran mencari lapangan pekerjaan yang instan misal copet, jambret dll. Hal itu terjadi karena himpitan ekonomi, mereka butuh makan, pakaian dan tempat tinggal. Para pedagang kecil atau pedagang warungan juga mengalami masalah. Pedagang warungan ini yang memiliki modal kecil, kalah saing dengan banyak berdirinya super market, seperti Indomart, Alfamart dll. Indomart dan Alfamart ini semakin berkembang dan maju, karena mereka memiliki modal yang besar, sehingga para pedagang warungan kecil itu kalah, pembeli lebih memilih ke supermarket-supermarket itu. Banyak dari pedagang warungan yang gulung tikar, karena tidak laku daganganya dan tidak kuat dengan persaingan yang ada. Sebenarnya dengan bertambahnya supermarket-supermarket itu, bukan palah mempermudah masyarakat untuk mendapat barang yang di cari, di sisi lain dengan bertambahnya supermarket itu justru mematikan para pedagang warungan yang memiliki modal sedikit. Hal seperti ini harus menjadi perhatian yang serius dari pemerintah. Karena dengan adanya pedagang warungan yang gulung tikar, justru akan menambah angka pengangguran di Indonesia. Contohnya saja di Jogja sudah banyak supermarket-supermarket besar yang berdiri seperti super indo, mirota kampus dll. Supermarket ini semakin tumbuh berkembang dan maju karena memiliki modal yang besar, sedangkan pedagang warunagan semakin tertekan dengan persaingan yang ada, karena pedagang warungan hanya memiliki modal yang cukup. D. Cara Mengatasi Permasalahan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi Cara mengatasi permasalahan yang pertama yaitu sulitnya untuk mendapatkan lapangan pekerjaan. Pengangguran di Indonesia adalah salah satu masalah yang besar yang hingga saat ini masalah ini belum bisa tuntas terselesaikan, di setiap tahun angka pengangguran di Indonesia semakin bertambah banyak. Pemerintah sangat berperan dalam penuntasan masalah ini, yaitu dengan cara pemerintah mendata masyarakat yang tidak bekerja, setelah pemerintah mendapat data itu masyarakat yang tidak bekerja itu di kumpulkan dan di beri pelatihan sesui kebutuhan dan bakat yang dimiliki, misal yang berbakat di bidang Otomotif, mereka di kumpulkan dan pemerintah mengambil tentor yang berbakat di bidang Otomotif untuk memberi pelatihan kerja kepada masyarakat. Masyarakat di beri pelatihan kerja agar masyarakat memiliki keterampilan untuk bekerja tidak mengandalkan orang lain atau tidak mengandalkan lowongan pekerjaan. Tetapi yang menjadi pembuka lowongan pekerjaan. Sehingga Indonesia dapat membentuk perekonomian yang mandiri, karena masyarakat Indonesia sudah memiliki keterampilan sendiri, tidak mengandalakan orang lain. Untuk mengatasi masalah yang kedua yaitu kurangya modal di daerah pedesaan yaitu dengan cara pemerintah membangun koperasi-koperasi di desa gunanya untuk membantu permodalan masyarakat untuk mengembagkan usahanya. Sesuai dengan peran koperasi untuk mewujudkan ekonomi nasional yang mandiri, karena koperasi banyak berperan dalam hal tersebut, diantaranya: 1. Membantu meningkatkan penghasilan dan kemakmuran khususnya anggota dan masyarakat pada umumnya. 2. Membantu meningkatkan kemampuan usaha, baik perorangan maupun masyarakat. 3. Membantu pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan. 4. Membantu usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat. 5. Menyelanggarakan kehidupan ekonomi secara demokratis. 6. Membantu pembangunan dan pengembangan potensi ekonomi anggota khususnya dan masyarakat umumnya. 7. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional. 8. Koperasi dapat menjadi pencipta pasar baru dan sumber inovasi 9. Menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat strategis dalam perekonomian nasional, sehingga perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi nasional pada masa mendatang. Untuk mengatasi masalah yang ketiga yaitu minimnya modal dan kalahnya pedagang kecil atau pedagang warungan dengan supermarket seperti indomart dan alfamart yaitu dengan cara yang pertama, yaitu pedagang kecil meminjam modal ke koperasi atau bank. Dan cara yang kedua yaitu pemerintah seharusnya membatasi adanya supermarket seperti indomart dan alfamart, agar pedagang warungan laku barang dagangannya, dan pembeli tidak hanya membeli di supermarket saja, jadi pedagang warungan dapat berkembang dan maju perekonomiannya. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pembangunan masyarakat pada intinya adalah suatu proses perubahan kehidupan untuk lebih baik lagi. Maksud dari perubahan itu sendiri adalah perubahan baik dari sumber daya manusianya dan perubahan perekonomianya secara mandiri tanpa bergantung pada orang lain. Pemerintah sangat berperan sekali dalam mewujudkan ekonomi nasional yang mandiri. Yaitu dengan cara memberi pelatihan kerja pada masyarakat agar masyarakat memiliki keterampilan untuk bekerja bahkan bisa untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri, sehingga masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang mandiri dan kreatif dengan masyarakat yang mandiri dan kreatif perekonomian di Indonesiapun akan berjalan secara mandiri. Masyarakat akan hidup damai dan sejahtera, angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia akan sedikit karena Sumber Daya Mansianya sudah di bangun, sudah di beri bekal atau keterampilan. Apabila Sumber Daya Manusia di Indonesia sudah di bangun, masyarakat sudah memiliki keterampilan sesui bakat yang dimiliki, yang di hasilkan dari pelatihan kerja yang di selenggarakan oleh pemerintah. Masyarakat yang sudah memiliki keterampilan itu mampu membuka lapangan pekerjaan sendiri. Sehingga angka pengangguran berkurang. Dengan pembatasan supermarket-supermarket seperti indomart, alfamart dll. oleh pemerintah, akan membantu pedagang kecil untuk berkembang dan maju perekonomiannya. Sehingga dapat terwujud perekonomian nasional yang mandiri. Peran Koperasi dalam mewujudkan perekonomian yang mandiri sangat terasa sekali, karena dengan adanya koperasi masyarakat yang tidak memiliki modal atau yang kekurangan modal untuk mengembangkan dan memajukan usahanya, masyarakat dapat meminjam modal ke koperasi. Sesuai dengan peran koperasi yaitu membantu usaha masyarakat dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Selain menbantu usaha masyarakat dan meningkatkan tarah hidup masyarakat. Koperasi juga berperan membantu pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan, dan masih banyak lagi peran koperasi dalam mewujudkan perekonomian nasional yang mandiri. B. Saran Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena iti penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca dan dosen pengajar mata kuliah PSDM agar pembuatan makalah kedepanya dapat lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Arief Budiman. 1995. Teori Pembangunan Dunia Ketiga, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Dr. Mauled Moelyono,S.E.,M.A. 2010. Menggerakan Ekonomi Kreatif Antara Tuntutan dan Kebutuhan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Edi Suharto, Phd. 2009. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia, Bandung : ALFABETA. Hira Jhamtani. 2008. Menata Ulang Kebijakan Pangan, Yogyakarta : INSISTP Press

Minggu, 05 Mei 2013

TIPS & TRIK OPTIMALISASI SOUND SYSTEM BAWAAN ASLI MOBIL. Part 1

Bagian 1 / 2.



Glitter Text Maker Mobil-mobil hi-tech (full computerized) masa kini, benar-benar makin merperlebar jurang / gap teknologi, antara mobil dengan pemiliknya. Semakin hari para pemilik dibuat semakin tidak paham dengan teknologi yang diusung oleh mobil modern yang baru dibelinya. System elektronik yang rumit dan features mobil, yang bahkan sudah menjangkau sistem Satellite Navigation, makin membingungkan para tuan pemilik barunya.
DUG DUG DUG DUG...
Salah satu contoh, ialah: modifikasi sound system mobil, dimana kebebasan untuk mengotak-atiknya / modifikasi sudah sangat berbeda dengan mobil terbitan masa lampau. Jadi modifikasi sound system mobil masa kini tidak bisa dilakukan sembarangan, karena beresiko tinggi. Sebab bisa-bisa: SRS Air Bag, ECU, ABS, EBD, Brake Assist, Traction Control, i-Drive, Smart Entry, Security System, Multi Data Display, Satellite Navigation  (SATNAV), dll., salah satu atau beberapa dari mereka pada mogok kerja (terbanyak SRS Air Bag) gara-gara salah “menarik kabel”. Bila hal ini terjadi, maka ongkos perbaikannya pasti sangat mahal.



Jadi semua modifikasi penting pada mobil-mobil high-end, dalam hal ini sound system, sudah seharusnya ditangani oleh para pakar/ konsultan/ instalatur ahli dengan segudang pengalaman dengan bersenjatakan alat-alat canggih serta berbayaran mahal.
Hal di atas tentu bisa menjadi “neraka” tersendiri bagi para pemilik mobil canggih “bertelinga emas” yang benar-benar hobi mendengarkan musik, terutama bagi Anda yang sayang keluar uang percuma. Haha...
Mobil-mobil canggih masa kini terutama dari kelas premium, oleh pabrikan, umumnya sudah dilengkapi dengan sound system bawaan asli pabrikan, yang mutakhir dan mumpuni hasil rancangan para ahli sound system terkemuka dunia, misal: Bose, Harman Kardon, Mark Levinson, Cerwin Vega, dll. Mulai dari head unit, equalizer, digital sound processor, special kabel, speaker, crossover, anti gaung / echo killer, sistem akustik, tata letak speaker, dll., termasuk SUBWOOFER dan monoblock amplifier yang memang sudah merupakan piranti standard. Semua spesifikasi "blekethekan" diatas tentunya dipilih yang berkelas dan sudah dirancang dengan perhitungan cermat dan sedetail mungkin, sehingga “hasil suara bening dan gelegarnya” mampu memanjakan gendang telinga para pemilik mobil ybs., agar tetap bisa duduk nyaman di singgasana serta rela berlama-lama di dalam kabin mobilnya. Jadi sound system mobil premium ini relatif tidak perlu diapa-apakan lagi. Lebih baik Anda pasrah saja, haha...

Berbeda dengan mobil-mobil canggih kelas tanggung, yang mana sound systemnya kebanyakan juga "tanggung", sehingga relatif lebih leluasa untuk di make up agar kinerjanya lebih optimal. Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya perlu dimiliki dulu pengetahuan dasar tentang sound system mobil , seperti biasa, sbb.:
Ada beberapa pengetahuan dasar utama tentang sound system mobil masa kini yang perlu dikenal, yang meliputi: Faktor-faktor penentu suara tokcer (optimal), HEAD UNIT, EXTERNAL AMPLIFIER, LOUD SPEAKER, KABEL / SISTEM KONEKSI, SISTEM AKUSTIK (meliputi peredam suara dan tata letak speaker).


Faktor-faktor penentu agar suara sound system mobil Anda tokcer habeeezzz:
  1. Media rekam dan kualitas rekaman harus tokcer.
  2. Pilah dan pilih hardware sound system (head unit, external amplifier, loudspeaker, kabel, X'over,  box speaker, peredam suara) harus tokcer, meskipun tidak harus berharga selangit.
  3. Setting / tuning suara yang ada di hardware sound system harus tokcer. Misal setting: equalizer, DSP, balance, fader, dll. harus pas dengan musik yang diputar.
  4. Tata letak speaker harus tokcer, agar mumpuni menggelontorkan suara dari berbagai selera musik.
  5. Semua hardware sound system terpasang ketat, fix dan solid pada dudukannya masing-masing.
  6. Tidak ada bagian-bagian dalam interior mobil yang kendor dan renggang (hampir lepas) yang rawan menghasilkan getaran noise.
  7. Di dalam interior mobil terutama di dalam kotak / container yang ada, harus bebas dari benda-benda kecil yang berserakan, misal: uang coin, gunting kuku, sisir, kunci rumah, dll., karena benda-benda tsb. rawan menghasilkan getaran noise.
  8. Interior mobil memiliki tingkat peredaman kebisingan external yang tokcer, terutama rembesan kebisingan dari: mesin, knalpot, angin, gesekan ban pada jalan dan lalu lintas yang sibuk.  

HEAD UNIT.

HU single DIN
Head Unit / HU, adalah alat kontrol utama dari audio system mobil. Karena bersifat multiguna, maka di dalam HU sendiri sudah tersimpan (bulit in) salah satu atau beberapa piranti, seperti: LCD touch screen monitor, radio / TV tuner, internal amplifier, cassette player, CD / DVD player, multyple CD changer, USB (flash disk, iPOD), dan kadang sudah dilengkapi hard disk drive portabel. Sedangkan features yang terkandung adalah: DSP component, Equalizer component, Bluetooth, camera monitor, Satnav, dll.